Contoh laporan individu kkn ekonomi manajemen

Dating > Contoh laporan individu kkn ekonomi manajemen

Download links:Contoh laporan individu kkn ekonomi manajemenContoh laporan individu kkn ekonomi manajemen

Selama proses kegiatan magang Penulis ditempatkan pada bagian Kepegawaian Tata Usaha. See our and for details. Hal ini dikarenakan tidak ada sesuatu hal yang spesifik tentang apa yang menjadi ciri khas dari masyarakat setempat. Perlu diketahui, kantor pemerintahan Desa Sampang hingga saat ini masih dalam renovasi. Dalam memilih cabang perlombaan saat kegiatan KKN pilihlah cabang perlombaan yang unik namun menyenangkan.

Sementara itu, contoh lengkap laporan KKN untuk STAIN, IAIN dan UIN di bawah ini diambil dari salah satu laporan KKN dari IAIN Walisongo. Jangan lupa, di akhir laporan dicantumkan dokumentasi KKN berupa foto-foto kegiatan selama KKN. Dalam menyangkut kegiatan yang menjadi program kerja Tim KKN IAIN Walisongo di desa Sampang, kami pribadi sangat mendukung dikarenakan program kerja yang dilaksanakan tidak hanya berupa fisik, tetapi lebih ditekankan pada masalah mental spritual yang benar-benar dibutuhkan saat ini. Pilihan terhadap kegiatan ini menurut saya, sangat tepat dan sesuai dengan kapasitas keilmuan mahasiswa-mahasiswa IAIN Walisongo yang cukup mumpuni ketika harus berbicara masalah-masalah keagamaan, budi pekerti, dan etika bergaul dalam kehidupan sehari-hari. Dan selanjutnya atas nama pribadi, Dinas, dan mewakili segenap warga masyarakat kami menyampaikan beribu-ribu terima kasih atas kehadiran adik-adik KKN dari IAIN Walisongo di desa Sampang ini. Harapan saya apa yang telah dilakukan oleh teman-teman mahasiswa IAIN Walisongo ini adalah awal dari ikatan persaudaraan antara kami dan IAIN Walisongo. Tentu saja ini akan semakin berbekas manakala jalinan ini dapat berlanjut dengan baik dan semoga pada tahun-tahun berikutnya dapat dilanjutkan adanya KKN khususnya di desa kami ini, tidak lupa kami juga mohon maaf atas segala kekurangannya maupun kelebihan yang kurang berkenan kepada semua pihak. Kuliah Kerja Nyata KKN sebagai salah satu kegiatan yang wajib di laksanakan oleh setiap mahasiswa dan merupakan kegiatan yang tersistematika, terprogram dengan rapi mengharuskan adanya perencanaan, penyusunan pelaksanaan, pelaporan dan pengevaluasian sehingga nantinnya KKN tidak merupakan kegiatan yang serabutan tetapi merupakan kegiatan ilmiah dan mencerminkan akan dunia kampus yang kesemuanya harus didasarkan pada kaidah-kaidah keilmiahan dan sekali lagi bukan suatu kegiatan yang tak terorganisir. Dengan dasar tersebut di atas maka dengan ini kami dari Tim KKN IAIN Walisongo yang bertempat di Desa Sampang Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak akan melaporkan kegiatan KKN yang telah ditentukan oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat LPM selaku penanggung jawab pelaksanaan kegitan KKN ini. Laporan ini kami maksudkan agar dapat mendiskripsikan dan memberikan data-data yang valid tentang gambaran geografi, monografi, demografi, keadaan secara menyeluruh akan keadaan sosial kemasyarakatan yang ada di Desa Sampang dan pelaporan tentang kegiatan-kegiatan yang menjadi program kerja yang telah kami laksanakan di desa tersebut. Terima kasih yang tiada hingga kami haturkan kepada keluarga Bpk mastur, Bpk saerozi, Ibu Yul dan Mbah Yem sekeluarga yang telah menyediakan semua fasilitas untuk kelancaran pelaksanaan KKN ini. Merekalah yang selama 45 hari dengan sabar membimbing, menampung dan menjadi orang tua kedua kami. Bersedia untuk mengajari kami bangun pagi, makan teratur dan bagaimana cara berbaur dengan masyarakat desa. Sungguh kebaikan itu akan selalu terpatri dihati kami dan persaudaraan yang pernah terbina itu semoga selalu terjalin. Atas jasa baik beliau, kami ucapkan banyak terima kasih. Kebudayaan masyarakat Desa Sampang memang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Hal ini dikarenakan tidak ada sesuatu hal yang spesifik tentang apa yang menjadi ciri khas dari masyarakat setempat. Tetapi sepanjang pengamatan kami, dan informasi yang didapat dari beberapa tokoh masyarakat setempat, masih ada beberapa kesenian yang tetap lestari dan secara berkesinambungan menjadi bagian dari tradisi masyarakat setempat. Seperti yang tertera dalam demografi penduduk, bahwa hampir 99,9% penduduk Desa Sampang beragama Islam. Di samping itu ada juga penduduk non muslim yang bertempat tinggal di Desa Sampang. Adanya varian masyarakat yang beragama, tentu saja merupakan tuntutan bagi masyarakat setempat untuk menciptakan kerukunan di antara mereka dalam membina kehidupan keberagamaan. Dan sejauh pengamatan kami, tidak pernah ada satu gesekan yang dilatarbelakangi oleh kepentingan agama. Ini menunjukan bahwa sampai batas-batas tertentu, masyarakat Desa Sampang telah berusaha untuk menciptakan kerukunan tersebut. Kehidupan keberagamaan yang sejauh ini kami amati dan rasakan, memang cukup memiliki warna tersendiri. Di Desa Sampang terdapat 25 mushola dan 3 masjid. Banyak sekali agenda pertemuan biasa yang didesain dan diselingi dengan kegiatan keberagamaan. Pertemuan ini misalnya kumpulan rutinan anak-anak irmas yang dilaksanakan setiap malam ahad di masjid Baitut Taqwa, dengan rangkaian acara; pembacaan Asmaul husna, tahlilan, sambutan-sambutan dari pengurus IRMAS, dan pembahasan program kerja IRMAS selanjutnya. Dalam acara apapun yang berbau kemasyarakatan mereka tidak melupakan untuk tetap membaca Yasin dan Tahlil, sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepada mereka. Sebenarnya bau religius masyarakat Sampang sudah tercium sejak awal, saat kami pertama kali menginjakkan kaki di rumah yang ditempati untuk melaksanakan rapat RT tersebut. Masyarakat yang datang ke sana semuanya memakai kopiah atau peci tanpa terkecuali. Dari yang muda hingga yang tua, semuanya memakai kopiah. Meskipun kopiah bukanlah parameter untuk mengukur keimanan seseorang, tetapi paling tidak hal tersebut sudah menjadi pertanda, bahwa masyarakat di dusun setempat menghargai betul simbol-simbol keagamaan, termasuk diantaranya peci atau kopiah. Apalagi saat kami mengikuti rangkaian demi rangkaian acara dalam rapat tersebut. Semakin kuatlah anggapan saya bahwa masyarakat tersebut memang sangat religius. Mereka yang diberi tugas memimpin tahlil dan Yasin, sangat piawai melafalkan doa dengan makhraj dan tajwid yang betul-betul fasih. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Sosial Desa Masjid yang berada di desa Sampang tepatnya ada tiga, yang terletak di dukuh Sampang, dukuh Ngrapah, dukuh Panaran. Dalam hal ini potensi yang layak untuk diberdayakan adalah masjid dukuh Sampang mengingat masjid ini dalam tahap pembangunan secara fisik dan tahap perintisan aktivitas sosial-keagamaan yang tertinggal daripada masjid di dukuh lain. Sumber daya manusia sebagai pengurus masjid desa Sampang juga berpotensi untuk diberdayakan sebagai ujung tombak daripada eksistensi masjid di mana sementara ini SDM masih kurang, baik dalam tataran remaja maupun tingkat sesepuh atau tokoh agama. Pertama yang dilakukan dalam tema Posdaya Berbasis Masjid adalah dengan membentuk dan memberdayakan Ikatan Remaja Masjid IRMAS dengan pengurus dan anggota berasal dari remaja tingkat pendidikan Menengah Atas, Menengah Pertama, hingga Sekolah Dasar. Ketiga, mengisi ceramah di masjid dan mushola setempat setiap hari Minggu dan Kamis dengan tujuan sebagai tauladan bagi masyarakat untuk aktif mengadakan pengajian di masjid dan mushola. Keempat, memberikan papan waktu salat sebagai bentuk perhatian Tim KKN Posko 20 agar waktu salat senantiasa menjadi pedoman bagi waktu salat di masjid. Selain itu, pemberian jam dinding dirasa perlu untuk masjid mengingat belum ada jam dinding di masjid sehingga keberadaan peranti fisik berupa jam dinding dan papan waktu salat menjadi penyemarak bagi eksistensi masjid yang utuh sehingga berimbas pada kemajuan aktivitas sosial dan keagamaan di masjid. Kelima, memberikan donasi kepada pembangunan masjid sebanyak Rp 500. Pembersihan Mushala biasanya dilakukan oleh seluruh warga desa. Namun melihat kondisi lapangan yang mana banyak warga desa yang sibuk dengan pekerjaan mereka, maka kegiatan inipun telah lama vakum. Hal ini terlihat dari fisik mushala yang berantakan dan penuh debu. Oleh karena itu program bersih-bersih mushala menjadi sangat krusial untuk dilakukan oleh tim KKN Posko 20 IAIN Walisongo Semarang. Selama masa KKN program pembersihan mushala telah beberapa kali dilakukan secara bersama. Pengadaan jam dinding di peruntukkan atau di tempatkan di balai desa Sampang guna menunjang aktivitas keseharian perangkat desa yang di harapkan tepat waktu dalam segala aktivitasnya. Festival Anak Shaleh FAS merupakan program kerja yang dilaksanakan satu kali selama masa KKN. Festival Anak Shaleh ini bertujuan untuk menggali bakat yang dimiliki oleh siswa SD dan MI Sampang serta sebagai penyaringan peserta untuk mengikuti kegiatan Festival Anak Shaleh FAS di Kecamatan. Dalam kegiatan ini diadakan berbagai macam lomba, diantaranya lomba cerdas cermat, lomba adzan, lomba MTQ, lomba kaligrafi, lomba pidato, dan fashion show. Tim KKN posko 20 mengadakan makrab atau biasa disebut dengan malam keakraban dalam 2 acara, yaitu makrab bersama anak-anak IRMAS desa Sampang dan makrab internal tim KKN posko 20. Makrab yang pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2013 bersama anak-anak IRMAS desa Sampang. Dalam acara ini diadakan pelatihan Writepreneurship di masjid Baitut Taqwa desa Sampang, setelah pelatihan selesai dilanjutkan dengan acara shering bersama di posko KKN desa Sampang. Makrab kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2013 yang bertempat di posko KKN. Dalam acara ini diadakan bakar-bakar jagung dan ketela oleh seluruh anggota Tim KKN posko 20. Acara makrab ini dilakukan dengan tujuan untuk membina keakraban, shering keluh kesah dan kebersamaan diantara anggota tim KKN dengan Irmas maupun dengan sesama anggota tim KKN posko 20. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutinan yang dilakukan oleh warga desa Sampang baik Ibu-ibu maupun Bapak-bapak. Bimbingan belajar ini dilaksanakan setiap hari senin, selasa, dan rabu di serambi mushola Baitussalam. Dalam sehari, kegiatan ini dibagi dalam dua waktu, yaitu sore 16. Pelatihan pembuatan parsel bertempat di balaidesa Sampang pada hari sabtu tanggal 18 Mei 2013 pukul 08. Dalam pennyuluhan keamanan ini tim KKN menghimbau warga desa sampang khususnya Ibu- ibu untuk lebih memilah-milah keamanan pangan yang akan dikonsumsi anan-anak mereka. Karena di desa Sampang masih banyak di temukan makanan yang mengandung pemanis dan pengawet sintetis yang dijual disekitar sekolah dan tempat umum. Sebagian warga juga masih menggunakan garam krasak ketimbang garam halus yang lebih banyak mengandung yodium. Karena hanya memikirkan rasa tanpa memikirkan manfaatnya. Sebagai perguruan tinggi yang berbasis pada agama, program yang diagendakan oleh tim KKN IAIN Walisongo dalam bidang fisik tentu saja adalah agenda yang sejalur dengan visi dan misi dalam bidang keagamaan. Pada dasarnya problem yang dihadapi oleh tim KKN Desa Sampang adalah kendala yang bersifat teknis seperti masalah dana. Lazimnya, setiap tim KKN memiliki peluang untuk mencari dana dari masyarakat setempat untuk memenuhi agenda atau program kerja. Tetapi hal itu tidak dilakukan mengingat kondisi perekonomian masyarakat yang tidak merata dan untuk menghindari asumsi yang diberikan oleh masyarakat kepada tim KKN. Hal ini ditambah dengan dukungan yang sangat sedikit dari instansi atau lembaga pemerintahan. Ini tentu sangat dimaklumi mengingat pelaksanaan KKN dilaksanakan saat awal tahun anggaran. Dan biasanya pada bulan-bulan tersebut semua instansi tutup buku dan baru persiapan untuk membuka anggaran baru. Dalam bidang lintas sektoral fisik, sebenarnya persoalan tidak terlalu banyak dijumpai. Karena sejak awal, kami berusaha untuk tidak memberi janji kepada masyarakat untuk membangun atau mendirikan sesuatu untuk masyarakat setempat. Karenanya, dalam praktek, kami lebih banyak untuk berpartisipasi aktif dengan menjadikan warga sebagai orang yang mengambil inisiatif untuk mengadakan kegiatan. Dengan demikian, peran tim KKN justru sebenarnya lebih ringan. Namun, ada beberapa catatan kecil yang dapat kami berikan terkait dengan kesulitan atau hambatan yang kami jumpai dalam realisasi program lintas sektoral fisik. Yang paling kentara adalah persoalan letak geografis desa yang dipisahkan oleh sawah. Perlu diketahui bahwa Desa Sampang memiliki lima dusun yang terpisahkan oleh sawah dan antara dusun satu dengan yang lain terpisah jauh dengan keadaan jalan yang sedikit kurang baik. Kondisi inilah yang membuat pembangunan di bidang fisik agak kurang merata. Banyak hal yang menjadi penghambat pelaksanaan KKN ini. Kami mengidentifikasi beberapa permasalahan yang kami anggap sebagai factor penghambat lancarnya realisasi program kerja KKN. Pertama, Faktor Geografis desa. Seperti yang sudah disinggung di atas, Desa Sampang memiliki empat dusun yang dipisahkan oleh Sawah, kondisi jalan yang sedikit kurang baik diantara dua dusun dengan dusun lainnya. Hal ini menyebabkan kendala dalam pemerataan agenda kerja. Meski tim KKN di Desa Sampang sudah dipisah dan ditempatkan di masing-masing lokasi yang terpisahkan tersebut, tetapi hal tersebut tetap saja menyisakan problem. Dalam konteks internal tim, hal tersebut menyebabkan tersendatnya komunikasi. Ketiga, kantor pemerintahan desa yang kurang memadai. Perlu diketahui, kantor pemerintahan Desa Sampang hingga saat ini masih dalam renovasi. Kondisi tersebut menyebabkan proses komunikasi antara tim KKN dengan perangkat desa sedikit terhambat. Apalagi kegiatan perangkat di Desa Sampang tidak terkonsentrasi di kantor. Hanya ada pertemuan rutin setiap hari rabu yang dilaksanakan oleh perangkat desa. Selayaknya Tim KKN tidak bersifat elitis. Pelibatan elemen desa baik tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat desa, serta tokoh pemuda hendaknya harus diperhatikan sehingga akan tercipta suasana yang harmonis. Berbaur dengan masyarakat dalam setiap kegiatan dan acara serta memposisikan diri sebagai manusia yang sedang belajar dan menempatkan masyarakat sebagai guru justru akan menjadikan KKN lebih diterima dan disayangi oleh masyarakat.

Last updated